
Judul Buku : Keajaiban Belajar
Karya : yunsirno
Penerbit : Pustaka Jenius
Tahun terbit : Desember 2010
Tebal Buku : 179 hal
Resensiator : Mimi Permani Suci
Apa yang Anda pikiran ketika anda diajak untuk belajar ? tidak sedikit dari kita
yang mengerutkan kening
ketika mendengar kata belajar,
“ Belajar trus kapan
selesainya”. Banyak dari kita yang
merasa bosan dan malas untuk belajar, kita lebih memilih bermain, jalan-jalan, ngerumpi untuk mengisi
waktu yang ada. Sebenarnya
banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, ada yang memang dari siswa
sendiri, lingkungan, maupun kesalahan yang timbul dari guru sebagai salah satu
sumber belajar.
Belajar tidak mesti
dilakukan dalam bentuk belajar formal di sekolah, namun bisa juga belajar
secara non formal yaitu belajar langsung pada lingkungan sekitar, dan belajar
informal yaitu belajar yang berkisar dilingkungan keluarga. Walaupun demikian,
tampaknya di Indonesia kita wajib belajar formal 9 tahun.
Nah, jika selama 9 tahun
kita belajar kita hanya menghabiskan waktu dengan sia-sia karena belajar yang
membosankan. Yunsirno seorang penemu metode kampoenk jenius dalam bukunya yang
berjudul “ Keajaiban Belajar “ membongkar kesalahan belajar mengajar yang selama
ini mengakibatkan proses belajar tidak menyenangkan dan hasil yang diraih jauh
dari memuaskan.
Selain itu, dalam
karyanya yang berbentuk Tetrabook atau 4 in one ini, Yunsirno mengupas secara
rinci tentang 10 motivasi luar biasa, 14 kunci sukses yang jitu, 11 langkah
mengajar yang tak terlupakan, dan 12 langkah belajar yang efektif, efesien dan
mengasikkan.
Pada poin 11 langkah
mengajar yang tak terlupakan, Yunsirno mengemukakan bahwa guru bisa menjadi
salah satu faktor belajar menjadi membosankan. Karena jika diibaratkan belajar
itu adalah sebuah pementasan drama, maka guru adalah aktor utamanya. Penonton
akan merasa bosan jika aktor tidak bisa menjiwai perannya.
Guru memang bukan Tuhan,
namun guru mesti berusaha untuk menciptakan agar suasana belajar bisa menjadi
menyenangkan, ilmu yang diberikan bisa bermanfaan secara sendirinya motivasi
kita belajar semakin meningkat. Untuk itu, mestilah guru mengajar dengan hati.
Karena yang diajar adalah manusia yang memiliki otak dan hati, ucapan guru
sepintar apapun tak akan mampu menembus hati para siswa jika ia mengajar dengan
otak dan mulut semata. So,
“ The best Teachers teach from the hear, not from the book”.
Buku ini sangat bagus untuk dibaca, terutama
bagi seorang pendidik dan calon pendidik. Selain penggunaan bahasanya mudah dipahami
pembaca, kajian yang dibahas pun sangat inspiratif. Memberikan banyak solusi
pembaca terutama bagi orang-orang yang menganggap
sepele masalah kecil namun berakibat buruk bagi kita sendiri bahkan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar